Pages

Sunday, May 12, 2013

Memahami Buku Daniel



Oleh: Dr. Daud H. Soesilo
Pengantar
            Buku Daniel merupakan salah satu buku dalam Alkitab yang lain daripada buku-buku lainnya. Buku ini ditulis dalam dua bahasa, ada dua bentuknya dalam kanon Alkitab, terdiri atas dua macam materi tulisan, isinya berkenaan dengan dua tempat dan dua masa yang berbeda serta agaknya mula-mula ditujukan kepada dua sidang pembaca yang berbeda pula.
            Tidak mengherankan bila orang selalu ingin mencari tahu mengenai buku yang  tergolong dalam jenis sastra apokaliptik ini. Bentuk dan ragam Buku Daniel mirip sekali dengan bentuk dan ragam Buku Wahyu dalam Perjanjian Baru. Tujuan utama bentuk ini adalah untuk menguatkan iman serta mendorong orang percaya di segala masa dalam menghadapi cobaan dan aniaya apa pun. Sastra apokaliptik merupana semacam gerakan perlawanan.
            Dalam naskah asli maupun terjemahan-terjemahan purba, judul buku ini adalah sekadar nama dari tokoh utama yaitu Daniel. Arti nama Daniel ialah "Allah adalah hakimku", (bukan dalam arti negatif "Allah adalah hakim yang mengadiliku atau menghukumku") tetapi dalam arti yang positif "Allah adalah pembelaku" atau "Allah adalah pembela hakku"
            Uraian singkat berikut akan membahas pokok-pokok dwi bahasa dan penulisan Buku Daniel, dan bentuknya dalam kanon Alkitab, dua macam materi tulisannya, dua tempat, dua masa, dan dua sidang pembacanya, serta pesan buku Daniel.
1. Dua Bahasa
            Dalam Alkitab Ibrani Daniel ditulis dalam dua bahasa. Buku ini dimulai dalam bahasa Ibrani (Dan. 1:1-2:4a), tetapi mulai Dan. 2:4b sampai dengan Dan. 7:28 ditulis dalam bahasa Aram. Lalu kembali lagi ke bahasa Ibrani mulai Dan. 8:1 sampai dengan Dan. 12:13. Masalah dua bahasa sedikit banyak berhubungan dengan proses penyusunan/transmisi buku Daniel.
            Bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama adalah bahasa Ibrani yang merupakan bahasa orang Israel sampai saat mereka dibuang ke Babilonia. Setelah pembuangan, orang Israel berbicara sehari-hari dalam bahasa Aram, karena bahasa Aram merupakan bahasa pengantar (lingua franca) pada zaman kerajaan Babilonia, kerajaan Persia sampai dengan zaman kerajaan Yunani. Walau bahasa lisan orang Israel pada masa itu adalah bahasa Aram (bnd. Neh. 8:8 di mana terdapat indikasi bahwa Hukum Allah harus diterjemahkan ke dalam Aram), akan tetapi tulisan-tulisan keagamaan di Palestina masih terus ditulis dalam bahasa Ibrani (bnd. Buku Ezra, Nehemia dan Tawarikh). Khususnya sekitar masa pemberontakan yang dipimpin oleh Yudas Makabe, timbul semangat baru untuk berbahasa Ibrani secara aktif (bnd. 2Mak. 7:21).
            Masalah campuran dua bahasa ini sungguh memusingkan para pakar Alkitab. Berikut ini disampaikan beberapa contoh teori yang berusaha menerangkan masalah transmisi Buku Daniel yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aram:

(1)     Teori tradisional mengemukakan bahwa bagian yang berbahasa Ibrani disiapkan untuk rekan sebangsa penulis, sedang bagian yang berbahasa Aram disiapkan untuk pembaca yang bukan orang Israel.
(2)     S. R. Driver mengatakan mula-mula penulis memulai dalam bahasa Ibrani dan berubah menjadi bahasa Aram sejak kalimat langsung dalam Dan. 2:4 "Mereka menjawab dalam bahasa Aram". Sebenarnya frasa ‘dalam bahasa Aram' kemungkinan besar merupakan catatan tambahan penyalin Alkitab, karena dalam naskah Daniel yang ditemukan di Qumran frasa ini tidak ada dan sebagai gantinya terdapat jarak (spasi) saja.
(3)     Penulis sengaja menyampaikan tulisannya sebagian dalam bahasa Ibrani dan sebagian lagi dalam bahasa Aram, tetapi tidak jelas apa tujuannya.
(4)     A. A. Bevan mengemukakan bahwa mula-mula seluruh Buku Daniel ditulis dalam bahasa Ibrani, kemudian ada bagian yang hilang dan diganti dengan terjemahannya dalam bahasa Aram yang merupakan lingua franca pada masa itu.
(5)     R. H. Charles dan H. L. Ginsberg mengatakan bahwa mula-mula seluruh Buku Daniel ditulis dalam bahasa Aram, kemudian sebagian diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani. Ginsberg berpendapat penerjemahan ke dalam bahasa Ibrani pada bagian awal dan akhir buku dilakukan dengan tujuan agar buku ini memperoleh pengakuan dan diterima dalam kanon Alkitab. L. Hartman dan A. A. Di Lella menyetujui pendapat Ginsberg, sebaliknya A. Lococque yang juga menyetujui teori ini tetapi merasa penjelasan Ginsberg kurang meyakinkan.

(6)     H. H. Rowley mengatakan bahwa Dan. 2-7 disiapkan dalam bahasa Aram bagi saudara sebangsa penulis, sedang Dan. 8-12 disiapkan dalam bahasa Ibrani bagi pembaca yang lebih terdidik, dan kedua bagian itu digabungkan dengan menambahkan bagian pendahuluan (Dan. 1:1-2:4) dalam bahasa Ibrani untuk menggantikan bagian yang mula-mula ditulis dalam bahasa Aram. Pandangan ini juga didukung oleh M. Delcor dan N. Porteous.

(7)     C. C. Torey mengemukakan bahwa Dan. 2-6 mula-mula disampaikan dalam bahasa Aram, lalu seorang penulis lain menambahkan bagian yang berbahasa Ibrani, dan Dan. 1 ditambahkan oleh penulis kedua atau mungkin juga penulis ketiga. Pandangan ini disetujui oleh J. A. Montgomery.

(8)     M. Noth dan J. Lenglet berpendapat bahwa Dan. 7 dalam bahasa Aram sebenarnya merupakan penutup/kesimpulan pada kisah-kisah dalam Dan. 1-6, yaitu sebelum bagian penglihatan-penglihatan ditambahkan. Dipihak lain, J. J. Collins merasa bahwa Dan. 7 yang berbentuk penglihatan (sejenis dengan Dan. 8-12) tetapi berbahasa Aram (sama dengan bahasa Dan. 2-6) merupakan penganyam kedua bagian Kedua Daniel.

Memang banyak teori telah dikemukakan, tetapi sampai saat ini belumlah muncul satu penjelasan yang dapat menerangkan masalah campuran bahasa ini secara memuaskan.
            Penelitian pada mutu bahasa Aram dan bahasa Ibrani yang dipakai dalam penulisan buku Daniel dapat dipakai untuk menentukan bila dan di mana masing-masing bagian buku yang berbahasa Ibrani dan bagian buku yang berbahasa Aram tersebut ditulis. Selain itu susunan khas bagian yang berbahasa Ibrani dan bagian yang berbahasa Aram dapat memberi petunjuk mengenai struktur sastra seluruh Buku Daniel dan sejarah penulisannya.
            Sebagai satu contoh kongkret, bahasa Ibrani yang dipakai dalam Buku Daniel tidaklah selancar tulisan-tulisan Ibrani lainnya. Agaknya penulis Daniel bahasa pertamanya bukanlah bahasa Ibrani melainkan bahasa Aram. Bahkan bahasa Ibrani yang dipakai dalam Buku ini jauh lebih jelek dari bahasa Ibrani seorang penulis bernama Anak Sirakh yang hidup pada awal abad ke-2 s.M.
            Patut ditambahkan bahwa bahasa Ibrani yang dipakai dalam Buku Daniel mengandung banyak kata-kata yang dipinjam dari bahasa Yunani (khususnya untuk nama alat-alat musik) dan juga dari bahasa Persia. Yang terutama adala pemakaian kata "Kasdim" dalam arti teknis. Dalam pemakaian bahasa Ibrani abad ke-6 s.M., kata "Kasdim" menunjuk pada bangsa Kasdim yaitu penduduk Babilonia (bnd. Pemakaian "Kasdim" dalam Buku Raja-raja, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Habakuk), arti ini terdapat dalam Dan. 5:30, 9:1. Sebagian istilah teknis, kata "Kasdim" berarti kelompok peramal dan dipakai dalam Buku Daniel sebanyak 10 kali (Dan. 1:4, 2:2, 4, 5, 10a, 10b; 3:8; 4:7; 5:7, 11). Berdasarkan fakta ini para pakar berkesimpulan bahwa bagian Buku Daniel yang berbahasa Aram tidak mungkin berasal dari abad ke-6 s.M.
             
Jadi, bagaimanakah penulisan Buku Daniel? Pada hakikatnya ada tiga pendapat mengenai penulisan Buku Daniel. Menurut tradisi Buku Daniel ditulis pada abad ke-6 s.M. Penulisnya adalah Daniel sendiri atau orang lain yang hidup pada zaman Daniel bahkan mungkin mendapat bahan-bahannya dari Daniel sendiri (lih. Dan. 7:1). Ada bagian-bagian buku ini yang ditulis menggunakan kata ganti orang pertama ‘aku' (Dan. 9:2; 10:2) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Daniel sendiri yang menulisnya. Jadi, Buku Daniel merupakan tulisan seorang nabi yang meramalkan secara terperinci kejadian-kejadian yang akan datang dan meramalkannya beberapa abad sebelum kejadian itu terjadi.
            Akan tetapi kini pada umumnya para pakar Alkitab berpendapat bahwa Buku Daniel ditulis/disunting jauh sesudah abad ke-6 s.M. Mereka melihat kejanggalan-kejanggalan historis, antara lain (1) tahun  Yerusalem diserbu, (2) Belsyazar tidak pernah menjadi Raja Babilonia, dan (3) Darius orang Media baru menjadi raja pada tahun 522 s.M. Sebagai contoh, Lousi F. Hartman menimbang semua fakta tersebut dan menyimpulkan bahwa Buku Daniel baru selesai penulisannya sebelum kematian Antiokhus IV Epifanes pada tahun 164 s.M. (lih. Jerome Biblical Commentary, hlm. 448). Jadi, penulis yang tidak disebutkan namanya menyampaikan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam bentuk ramalan (prophetia ex eventu). Sebaliknya, ada juga pakar lain yang menggunakan data yang sama tetapi berkesimpulan bahwa Buku Daniel ditulis pada akhir abad ke-6 atau awal abad ke-5 s.M. (lih. Joyce G. Baldwin, Daniel.  Tyndale Old Testament Commentaries, hl. 45-46).
            Pendapat ketiga lebih luwes daripada kedua pendapat di atas. Penganut paham ini berkesimpulan bahwa bentuk akhir Buku Daniel dikerjakan oleh penyunting dari abad ke-2 s.M. (yaitu pada masa Antiokhus IV Epifanes) tetapi menggunakan bahan-bahan yang disiapkan oleh Daniel atau penulis lain dari abad ke-6 s.M. Bahkan ada pendapat bahwa cerita-cerita dalam Dan. 1-6 sudah beredar di masyarakat jauh sebelum digabungkan dengan Daniel 7-12. Jadi, Daniel adalah seorang tokoh yang pernah hidup di masa yang silam, dan dijadikan penerima penglihatan-penglihatan dalam Daniel 7-12.
            Teknik pseudopigrafi yakni menggunakan nama orang terkenal dari  masa lampau merupakan suatu gaya penulisan purba yang biasa dilakukan kala itu, khususnya untuk menyampaikan pesan yang sulit dan tidak mungkin dikemukakan secara langsung mengingat situasi dan kondisi zaman penindasan dan penjajahan. Jadi, bukanlah untuk menipu atau mengelabui, karena pembaca kala itu mengenal dan mengetahui teknik penulisan ini.
            Paham apa pun yang kita anut, kita dapat memahami pesan Buku Daniel tanpa lebih dulu menuntaskan masalah penulisannya. Memang pendapat kita mengenai penulis dan tanggal penulisan Buku Daniel akan mempengaruhi pemahaman kita, tetapi hanya di beberapa tempat saja.

2. Dua Bentuk
            Dalam daftar buku-buku yang diakui dan diterima sebagai bagian Kitab Suci Ibrani atau sering disebut kanon Ibrani, buku-buku Perjanjian Lama dikelompokkan dalam 3 bagian. (1) Taurat (Torah): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, (2) Nabi-nabi (Neviim): Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Duabelas Nabi, dan (3) Kitab-kitab (Ketuvim): Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra-Nehemia, Tawarikh. Jadi, dalam kanon Ibrani Buku Daniel termasuk kelompok ke-3 yang merupakan kumpulan tulisan-tulisan (Ketuvim)
            Naskah Daniel dalam bahasa Ibrani dan Aram diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sekitar akhir abad ke-2 s.M. dalam terjemahan yang disebut Septuaginta (LXX). Tetapi sekitar abad ke-1 M. terjemahan Daniel dalam bahasa Yunani ini dianggap terlalu bebas, maka seorang pakar Yahudi bernama Theodotion merevisi terjemahan ini, dan hasil pekerjaannya kemudian dikenal dengan nama Theodotion. Kedua terjemahan dalam bahasa Yunani ini beserta terjemahan Daniel dalam bahasa Siria dan Latin berguna sebagai pembanding sebab di beberapa tempat terjemahannya berbeda dari naskah Ibrani dan Aramnya; kadang-kadang terjemahan-terjemahan tersebut justru membantu memperjelas arti naskah Ibrani dan Aramnya. Perlu juga disebutkan bahwa urutan buku-buku dalam kanon Yunani berbeda dengan urutan buku-buku dalam kano Ibrani. Urutan kanon Yunani inilah yang diikuti oleh terjemahan Alkitab dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Inggris dan Indonesia. Jadi, dalam kanon Yunani, Buku Daniel diletakkan sesudah Buku Yehezkiel dan sebelum Buku Hosea.
            Tambahan pula, dalam kanon Ibrani Buku Daniel terdiri atas 12 pasal seperti yang dapat dibaca dalam berbagai terjemahan Alkitab termasuk bahasa Indonesia. Dengan kata lain, Alkitab Indonesia mengikuti urutan kanon Yunani tetapi isinya mengikuti kanon Ibrani. Sebaliknya dalamSeptuaginta ada dua teks  tambahan. Tambahan ini hanya diterima sebagai bagian dari Buku Daniel dalam edisi Alkitab yang dipakai oleh Gereja Katolis (Alkitab dengan Deuterokanonika). Kedua teks tambahan itu adalah (q) Doa Azarya (Dan. 3:24-45) dan lagu pujian ketiga pemuda (Dan. 3:46-90), serta (2) tiga kisah tentang Susana (Dan. 13), Dewa Bel (Dan. 14:1-22, dan Naga Babel (Dan. 14:23-42). Agaknya tidak perlu disembunyikan kenyataan bahwa tambahan-tambahan yang mirip dengan yang di atas menunjukkan keberadaan kisah-kisah serupa diluar koleksi yang telah dikanonkan.
            Untuk memudahkan studi perbandingan, berikut ini dicantumkan system penomoran ayat dalam Buku Daniel yang berbeda-beda dalam terjemahan bahasa Indonesia, Inggris, Ibrani-Aram dan beberapa terjemahan purba. Perbedaan itu hanya muncul pada bagian Buku Daniel (pasal 1-6).


Indonesia Inggris Ibrani-Aram Latin Yunani Yunani
TB/BIS RSV/TEV Masoret Vulgata Septuaginta Theodotion
3:24-30 3:24-30 3:24-30 3:91-97          3:91-97 3:91-97
4:1-3 4:1-3 3:31-33 3:98-100 tiada 4:1-3
tiada tiada tiada 3:24-25 3:24-25 3:24-25
tiada tiada tiada 3:26-45 3:26-45 3:26-45
tiada tiada tiada 3:46-51 3:46-51 3:46-51
tiada tiada tiada 3:52-90 3:52-90 3:52-90
4:4-37 4:4-37 4:1-34 4:1-34 4:4-37 4:4-37
5:13b-15 5:13b-15 5:13b-15 5:13b-15 tiada 5:13b-15
5:18-22 5:18-22 5:18-22 5:18-22 tiada 5:18-22
5:24-25 5:24-25 5:24-25 5:24-25 tiada 5:24-25
6:1 5:31 6:1 5:31 6:1 6:1
6:2-29 6:1-28 6:2-29 6:1-28 6:2-29 6:2-29

3. Dua Materi
            Buku Daniel terbagi menjadi dua bagian besar yang hampir sama panjangnya, tetapi ragamnya agak berbeda.
            Bagian pertama (pasal 1-6) terdiri atas enam cerita lepas. Tokoh utamanya adalah Daniel dan ketiga temannya yang berasal dari Yehuda tetapi dibawa secara paksa ke Babilonia pada akhir abad ke-7 s.M. Cerita-cerita ini mengisahkan tekanan, ancaman dan hukuman yang menimpa orang-orang Yahudi di pembuangan. Mereka dapat mengatasi musuh-musuh mereka karena mereka percaya dan taat kepada Allah. Keenam pasal pertama Buku Daniel disampaikan dalam bentuk naratif dan pada umumnya tidak menimbulkan banyak persoalan bagi pembaca. Hanya Dan. 4:10-14 yang sedikit menyulitkan, karena selain naratif juga simbolik.
            Bagian kedua (pasal 7-12) mengisahkan penglihatan-penglihatan yang dinyatakan Allah kepada Daniel. Dalam penglihatan-penglihatan itu (yang harus dirahasiakan sampai waktu yang telah ditetapkan) dibentangkan sejarah bangsa Yahudi yang secara berurut-urut di kuasai oleh bangsa-bangsa asing dimulai dengan masa pembuangan di Babilonia pada abad ke-6 s.M. pada akhirnya Allah membebaskan mereka dari cengkeraman penjajah, dan Allah mendirikan kerajaan-Nya dan menyatakan kedaulatan-Nya. Bagian kedua ini lebih sulit dipahami karena bentuknya yang khas. Penglihatan-penglihatan Daniel tidak termasuk bentuk naratif atau deskriptif. Jadi, dalam membaca bagian kedua ini harus diingat bahwa ada hal-hal yang memang dibuat tidak terlalu jelas oleh penulis mengingat kondisi pada masa penjajahan yang tidak mengizinkan orang terlalu berterus terang.
            Kalau kisah-kisah seperti pembuangan ke dalam perapian, dalam gua singa, pesta Belsyazar dalam bagian pertama menarik perhatian kaum awam; bagian kedua lebih memikat para pakar yang berusaha menggeluti penglihatan-penglihatan yang menyangkut masalah kerajaan-kerajaan dunia, 7 siklus 70 tahun dalam nubuatan Yeremia, kerajaan Yunani, kebangkitan dari kematian, pengadilan, dan bahwa orang yang benar akan dimuliakan. Walau isi berita kedua bagian itu berbeda tetapi temanyua sama, yaitu hubungan antara kerajaan/pemerintahan Allah dan kerajaan/pemerintahan manusia.

Berikut ini garis dan susunan isi Buku Daniel:
  1. Riwayat Daniel dan teman-temannya (1:1-6:28)
Daniel dan teman-temannya
Daniel dan teman-temannya di istana Nebukadnezar 


Mimpi Nebukadnezar yang pertama 
      Raja bermimpi melihat patung yang besar
      Allah menunjukkan mimpi raja dan artinya kepada Daniel
       Daniel menerangkan mimpi raja
      Daniel menerima imbalan dari raja

      Teman-teman Daniel dibuang ke dalam perapian 
       Nebukadnezar mengeluarkan perintah supaya rakyat menyembah patung emas
       Ketiga teman Daniel dituduh melanggar perintah raja
       Sadrakh, Mesakh dan Abednego dihukum mati
        Ketiga orang itu dibebaskan dan dinaikkan pangkatnya

      Mimpi Nebukadnezar yang kedua 
      Raja bermimpi melihat pohon yang besar
      Daniel menerangkan arti mimpi itu
      Nebukadnezar memuji Allah
      Pesta Belsyazar di dinding
      Daniel menerangkan arti tulisan itu

     Daniel dimasukkan ke dalam gua singa 
      Musuh-musuh Daniel menjebak Daniel                            6:1-10
      Daniel di dalam gua singa                                                 6:11-19
      Daniel bebas                                                                      6:20-29 

B. Daniel menceritakan penglihatan-penglihatannya  

Penglihatan pertama
Penglihatan: keempat binatang                                               7:1-8
                  Dia yang hidup kekal                                            7:9-14
Penjelasan: keempat kerajaan                                                  7:15-28

Penglihatan kedua
Penglihatan: domba jantan dan kambing jantan                     8:1-14
Penjelasan: Malaikat Gabriel menerangkan artinya                8:15-27

Ramalan tentang tujuh puluh tahun
Penglihatan: Daniel merenungkan tentang 70 tahun              9:1-4a
Daniel berdoa untuk bangsanya                                              9:4b-19
Penjelasan: Malaikat Gabriel menerangkan ramalan itu          9:20-27

Untuk surgawi
Penglihatan: seorang yang memakai pakaian dari linen          10:1-11:2a
Penjelasan: kerajaan Mesir dan Siria                                       11:2b-20
Raja negeri utara yang jahat                                                    11:21-45
Masa kesukaran                                                                       12:1-4

Penglihatan terakhir: akhir zaman
Penglihatan: dua malaikat                                                       12:5-7
Penjelasan: jangan cemas                                                        12:8-13

4. Dua Tempat, Dua Masa, dan Dua Pembaca  
            Kedua bagian Buku Daniel yang menyampaikan dua pemberitaan yang berlainan bentuk itu berkenaan dengan dua tempat dan dua masa yang berbeda, serta kemungkinan besar mula-mula ditujukan kepada dua sidang pembaca yang berbeda.
            Kisah-kisah dalam bagian pertama berkenaan dengan pengalaman orang-orang Yahudi yang dibuanga ke Babilonia pada abad ke-6 s.M. sampai dengan tahun 538 s.M. saat Raja Kores mengizinkan mereka kembali ke tanah air mereka. Sedang penglihatan-penglihatan dalam bagian kedua, walau dimulai di Babilonia pada masa yang sama tetapi menerawang zaman Babilonia dan menembus berabad-abad kemudian sampai pada saat Allah menyatakan kedaulatan-Nya. Peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya terjadi di Palestina, tambahan pula saat-saat itu dilukiskan dengan begitu jelas oleh penulis, dan dari sejarah kita dapat menyimpulkan bahwa peristiwa-peristiwa itu terjadi pada abad ke-2 s.M. tepatnya sekitar tahun 166. Jelaslah bahwa penglihatan-penglihatan itu ditujukan bukan kepada mereka yang hidup pada zaman pembuangan di Babilonia, tetapi kepada orang-orang Yahudi yang tinggal di palestina pada abad ke-2 s.M.
            Bukanlah tidak disengaja jika Nebukadnezar menjadi pendahulu dan prototipe dari Antiokhus IV Epifanes, begitu juga orang-orang Yahudi yang menderita pada zaman Babilonia merupakan pendahulu dan prototipe orang-orang Yahudi  yang menderita di bawah pemerintahan Antiokhus. Masa pembuangan pertama secara fisik di Babilonia merupakan pendahulu dan prototipe dari masa pembuangan secara batiniah yaitu penderitaan dan penganiayaan di bawah Antiokhus. Sungguh menarik untuk diamati bagaimana kedua masa yang berbeda itu diperbandingkan: antara 70 tahun masa pembuangan seperti yang disampaikan oleh Yeremia dan 7 x 70 = 490 tahun masa ‘kehancuran Yerusalem' yaitu sampai semua kerajaan dunia berakhir. Dengan kata lain, apa yang dilihat oleh Daniel mengenai masa yang mendatang merupakan krisis yang dialaminya pada tempat dan waktunya sendiri.

5. Pesan Buku Daniel
            Tradisi Kristiani telah melihat dalam buku ini pengumuman kedatangan Yesus Kristus, Raja Penyelamat yang diutus oleh Allah (lih. Dan. 7:13-14; 11:31 dan 12:11 dalam hubungannya dengan Mat. 24:15 dan Mrk. 13:14). Bahkan hal akhir zaman (khususnya Dan. 12) telah dipakai oleh beberapa orang percaya sebagai ajang untuk menentukan tanggal kiamat, walau kemudian terbukti bahwa perhitungan mereka tidak sesuai dengan fakta.
            Siapa penulis Buku Daniel dan kapan ditulisnya tidak mempengaruhi kenyataan bahwa para pakar sepakat bahwa dalam bentuknya yang sekarang ini cerita-cerita dan penglihatan-penglihatan Daniel mula-mula disampaikan kepada mereka yang hidup pada masa Antiokhus IV Epifanes sekitar pertengahan abad ke-2 s.M. Hal ini dapat disimpulkan dari beberapa teks, antara lain Dan. 8:15-27 (walaupun ada perbedaan pendapat mengenai teks-teks lain).
            Akan tetapi cerita-cerita Daniel bukan hanya berkenaan dengan peristiwa kontemporer atau peristiwa histories purba. "Tanduk kesebelas" (Dan. 7:8) bukan saja mengacu pada Antiokhus Epifanes, atau "Manusia Jahat" yang diulas oleh Paulus (2Tes. 2:1-10), atau Kaisar Nero, Napoleon, Adolf Hitler, Idi Amin atau penganiaya umat Allah yang lainnya. Memang mula-mula "tanduk kesebelas" mengacu pada Antiokhus Epifanes, akan tetapi umat Allah juga mengenalinya dalam diri penguasa-penguasa lalim yang menindas orang-orang percaya yang setia kepada Allah. Merekalah juga yang telah menimba kekuatan dan ketabahan dari Buku Daniel sehingga mereka dapat menghadapi cobaan dan ujian dengan ketenangan dan keyakinan. Inilah nilai permanen dari Kitab Suci: bukan untuk meramal apa yang akan terjadi di masa depan, bukan untuk menetapkan tanggal kiamat atau kedatangan Kristus (lih. Luk. 17:23; Kis. 1:7), melainkan untuk memungkinkan kita dapat hidup bersekutu dengan Allah dan tetap tinggal dalam hubungan yang erat dan penuh kasih itu walau apa pun yang terjadi dalam hidup kita: suka atau duka, sehat atau sakit, tawa atau tangis, kaya atau sengsara, makmur atau menderita.


Daftar Rujukan Pustaka:

Anderson, Robert A. Daniel: Sign and Wonders.
            International Theological Commentary. Gran Rapids:
            Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1984

Baldwin, Joyce G. Daniel: An Introduction and Commentary.
            Tnydale Old Testament Commentaries, vol. 21.
Downers Grove, III.: Inter-Varsity Press, 1978

Barthélemy, Dominique; Hulst, A. R.; Lohfink, Norbert;
            Mc Hardy, W. D.; Ru"ger, H. P.; and Sanders, James A. Preliminary and Interin
            Report on the Hebrew Old Testament Text Project Vol. 5.
            New York: United Bible Societies, 1980.

Bentzen, Aage. Daniel. Handbuch zum alten Testament, Bd.
            19. Tu"bingen: J. C. B. Mohr, 1937.

Buth, Randall. "World Order in the Aramaic narratives of Daniel From the Perspectives of Functional Grammar and Discourse Analysis."Occasional papers in Translation and Textlinguistics 1 (January, 1987): 3-12.

Calvin, John. Commentaries on the Book of the Prophet Daniel.
            Vol. 1. Translated by Thomas Myers. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans
Publishing Co., 1852.

Collins, John J. The Apocalyptic Vision of  the Book of Daniel.
            Harvard Semitic Monographs, no. 16. Missoula, Mont.: Scholars Press, 1977.

______. "The Book of Daniel." Harper's Bible Dictionary, pp. 205-06. Edited by Paul J. Achtemeier. San Francisco: Harper & Row, 1985.


______. Daniel. Tafsir Deuterokanonika 4. Diterjemahkan oleh Bosco Carvallo dan Martin Harun. Yogyakarta: Kanisus, 1990.

______. Daniel wit an Introduction to Apocalyptic Literature
            The Forms of the Old Testament Literature, vol. 20. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1984

______. Ed. "Introduction: Towards the Morphology of  a Genre."
            In Apocalypse: The Morphology of a Genre, Semeia 14, pp. 1-20. Missoula, Mont.: Scholars Press, 1979.

Darmawijaya, St. Daniel dan Pesannya. Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Davies, P. R. Daniel. Old Testament Guides. Wiltshire, Great Britain:
            JSOT Press for the Society for Old Testament Study, 1985.

Fewell, Danna Nolan. Circle of  Sovereignty: A Story of Stories in Daniel 1-6.
            Almond Press, forthcoming.
Freedman, David Noel. "The Prayer of  Nabonidus." Bulletin of the American
            Schools of Oriental Research 145 (February 1957): 31-32.

Gammie,  John G. "The Classification, Stages of Growth,
            and Changing Intentions in the Booke of Daniel. "Journal of Biblical
            Literature 95 (June 1976): 191-204.

______. "On the Intention and Sources of Daniel 1-6." Vetus Testamentum 31 (July 1981): 282-92.

Ginsberg, H. L., trans. "Aramaic Proverb and Precepts."
            In Ancient Near Easten Tekxts Relating to the Old Testament,
pp. 427-30. Edited by James B. Pritchard. 3d ed. With Supllement. Princeton: Princeton University Press, 1965.

________. Studies in Daniel. Texts and Studies of the Jewish Theological Seminary of America, vol. 14. New York: The Jewis Theological Seminary of America, 1948.

Hammer, Raymond The Book of Daniel. The Cambridge Bible Commentary.
            Cambridge: Cambridge University Press, 1976.

Hanson, Paul D. The Dawn of Apocalyptic. The Historical and Sociological
Roots of the Jewish Apocalyptic Eschatology. Rev. ed. Philadelphia: Fortress
Press, 1975.

________. "Introduction." In Visionaries and Their Apocalypses, pp. 1-15. Issues in
Religion and Theology 2. Philadelphia: Fortress Press, 1983.

Hartman, Lous F: "Daniel." In Jerome Biblical Commentary, pp. 446-60. Edited by
Raymond E. Brown, Joseph A. Fitzmyer, and Roland E. Murphy. Englewood
Cliffs, N. J.: Prentice-Hall, 968.
Hartman, Louis F., and Di Lella, Alexander A. The Book of Daniel. The Anchor Bible,
vol. 23. Garden City, N. Y.: Doubleday & Co., 1978.

Heaton, E. W. The Book of Daniel: Introduction and Commentary. Torch Bible
Commentaries London: SCM Press, 1956.

Hengel, Martin. Judaism and Hellenism: Studies in Their Encounter in Palestine during
the Early Hellenistic Period. Vol. 1. Philadelphia: Fortress Press, 1974.

Humphreys, W. Lee. "A Life-Style for Diaspora:
            A Study of the Tales of Esther and Daniel." Journal of Biblical Literature 92
(June 1973): 211-23.

Jeffery, Arthur. "The Book of Daniel: Introduction and Exegesis."
            In The Interpreter's Bible, vol. 6, pp. 341-549. Edited by George Arthur Buttrick.
New York: Abingdon Press, 1956.

Jerusalmi, Isaac. The Aramaic Sections of Ezra and Daniel. Auxiliary Materials for the
Study of Semitic Languages, no. 7. Cincinnati: Hebrew Union College, 1978.

Koch, Klaus. The Growth of the Biblical Tradition: The Form-Critical-Oritical Method.
            Translated by S.M. Cupitt. London: Adam & Charles Black, 1969.

Lacocque, Andre. The Book of Daniel. Translated by David Pellauer. Forword by Paul
Ricoeur. Atlanta: John Knox Press, 1979.

Montgomery, James A. A Critical and Exegetical Commentary on the Book of Daniel.
The International Critical Commentary. Edinburg: T. & T. Clark, 1979.

Niditch, Susan. "Legends of Wise Heroes and Heroines." In The Hebrew Bible and Its
Modern Interpreters, pp. 445-63. Edited by Douglas A. Knight and Gene M.
Tucker. Chico, Calif.: Scholars Press, 1985.

Niditch, Susan, and Doran, Robert. "The Succes Story of the Wise Courtier: A Formal
Approach." Journal of Biblical Literature 96 (June 1977); 179-93.

Orlinsky, Harry M. Notes on the New Translation of the Torah.
            Philadelphia: The Jewish Publication Society of America, 1969.

Péter-Contesse, René. Manual du traducteur pour le livre de Daniel. Stuttgart:
Alliance biblique universelle, 1986.


Plöger, Otto. Das Buch Daniel. Kommentar zum Alten Testament, Bd. 18. Gütersloh:
Gerd Mohn, 1968.

________. Theocracy and Eshatology. Translated by S. Rudman. Richmond: John Knox Press, 1968.

Porteous, Norman W. Daniel: A Commentary. Philadelphia: Westminster Press, 1965.

Rowley, H.H. Darius the Mede and the Four World Empires in the Book of Daniel.
Cardiff: University of Wales, 1935; reprint ed., 1959.

________. "The Unity of the Book of Daniel." In The Servant of the Lord and Other Essays on the Old Testament, pp. 249-80. Oxford: Basil Blackwell, 1965.

Shea, William. "Further Literary Structures in Daniel 2-7: An analysis of Daniel 5, and
the Borader relationships within Chapter 2-7." Andrew University Seminary
Studies 23 (1985).

Smith, Sidney. Babylonia Historical Text: Relating to the Capture and Downfall of Babylon. Lonon: Methuen & Co., 1924.

Torrey, Charles C. "Notes on the Aramaic Part of Daniel." Transactions of the
Connecticut Academy of Arts and Sciences 15 (1909):241-82.

Towner, W. Sibley. Daniel. Interpretation: A Bible Commentary for Teaching and 
Preaching. Atlanta: John Knox Press, 1984.

Wevers, John W. "Thedotion." Interpreter's Dictionary of the Bible, pp. 618-19. Vol. 4.
Nasville: Abingdon Press, 1962.

Wiseman, D. J. "some Historical Problems in the Book of Daniel." In Notes on Some
Problems in the Book of Daniel, pp. 9-18. Edited by D. J. Wiseman et al. London: Tyndale Press, 1965.

Wiseman, D. J.; Mitchell, T. C.; Joyce, R.; Martin, W. J.; and Kitchen, K. A. Notes on
Some Problems in the Book of Daniel. London: Tyndale Press, 1965.






No comments:

Post a Comment